Ketika kita berbicara tentang penelitian survey dengan menggunakan metode angket atau kuisioner perlu dipahami 2 instrumen yang menyertainya. 2 instrumen tersebut adalah validitas dan reliabilitas. Pada artikel sebelumnya (indeks dan skala) kita sudah membahas kiat-kiat dalam membangun sebuah instrument (angket atau kuisioner) yang baik secara umum. Pada kesempatan kali ini akan lebih teknis membahas evaluasi dari instrumen yaitu angket atau kuisioner yang telah disusun tadi. 2 instrumen yang umum digunakan yaitu Validitas dan Reliabiitas.
Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur. Misal, bila seseorang ingin mengukur berat suatu benda, maka dia harus menggunakan timbangan. Timbangan adalah adalah alat pengukur yang valid bila dipakai untuk mengukur berat, karena timbangan memang mengukur berat. Bila panjang suatu benda yang diukur, maka harus menggunakan meteran. Meteran adalah alat pengukur yang valid bila digunakan untuk mengukur panjang, karena memang meteran mengukur panjang. Tetapi timbangan bukanlah alat pengukur yang valid bilamana digunakan untuk mengukur panjang.
Jenis Validitas
Validitas alat pengumpul data menurut pendapat beberapa ahli dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yakni validitas konstruk, validitas isi, validitas prediktif, dan validitas eksternal.
1. Validitas Konstruk
Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep. Untuk mencari kerangka konsep tersebut dapat ditempuh berbagai cara. Tiga cara berikut agak lazim dipakai dalam dunia penelitian.
- Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan para ahli yang ditulis dalam literatur. Definisi tentang sesuatu konsep biasanya berisi kerangka dari konsep tersebut, maka definisi tersebut sudah dapat langsung dipakai untuk menyusun pertanyaan dalam kuisioner atau angket.
- Mendiskusikan konsep dengan ahli-ahli yang kompeten di bidang konsep yang akan diukur. Pendapat para ahli dan peneliti dicari kesamaannya, lalu berdasarkan kesamaan tersebut kemudian disusun kerangka konsep yang dapat diwujudkan berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan dimasukan ke dalam kuisioner atau angket.
- Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan target responden dalam penelitian.
Apabila terdapat kosistensi antara komponen-komponen konstruk yang satu dengan yang lainnya, maka konstruk yang satu dengan yang lainnya, maka kosntruk tersebut memiliki validitas. Kalau sekiranya tidak semua komponen tersebut konsisten antara satu dengan yang lainnya, maka komponen yang tidak konsisten tersebut bukanlah merupakan komponen yang valid dari suatu konsep.
Misal :
Kita ingin mengukur status ekonomi responden dengan menggunakan 5 komponen status ekonomi, yakni 1. Penghasilan perbulan 2. Pengeluaran perbulan 3. Pemilikan barang 4. Porsi penghasilan yang digunakan untuk rekreasi 5. Kualitas rumah. Bilamana semua komponen tersebut valid, maka hasil pengukuran dengan masing-masing komponen akan berkorelasi satu sama lain. Orang yang berpenghasilan tinggi akan mempunyai pengeluaran perbulan tinggi, kualitas barang yang dimiliki akan lebih baik, dia menggunakan penghasilan dalam porsi lebih besar untuk rekreasi, dan kualitas rumahnya lebih baik. Tetapi hal demikian tidak selalu terjadi. Misal, kualitas rumah tidak berkorelasi dengan komponen lainnya. Bila keadaan demikian terjadi, maka komponen kualitas rumah bukan kompen yang valid dari kontruk status ekonomi.
2. Validitas Isi
Validitas isi suatu alat pengukuran ditentukan oleh sejauh mana isi alat ukur tersebut mewakili aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep.
Misal :
Seorang peneliti ingin mengukur keikutsertaan dalam program Keluarga Berencana dengan menanyakan metode kontrasepsi yang dipakai. Bila kemungkinan jawaban yang tersedia di dalam kuisioner tidak mencakup semua metode kontrasepsi, maka kuisioner atau angket tersebut tidak memiliki validitas isi.
3. Validitas Prediktif
Alat ukur yang dibuat oleh peneliti sering dimaksudkan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa datang.
Misal :
Apakah soal ujian masuk perguruan tinggi memiliki validitas prediktif, sangat tergantung pada apakah ada korelasi yang tinggi antara nilai ujian masuk dengan prestasi belajar setelah menjadi mahasiswa. Bila ternyata terdapat korelasi yang tinggi antara nilai ujian seleksi dengan indeks prestasi belajar mahasiswa, maka soal ujian seleksi tersebut memiliki validitas prediktif.
4. Validitas Eksternal
Validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan alat pengukur baru dengan tolok ukur eksternal, yang berupa alat ukur yang sudah valid.
Misal :
Skala pengukuran motivasi untuk berprestasi yang diciptakan oleh Mehrabian (1973). Para peneliti di Amerika Serikat banyak memakai skala pengukuran tersebut, karena dianggap sudah teruji validitasnya. Di Indonesia alat ini sudah diteliti dan ternyata memiliki validitas yang cukup tinggi. Misalkan ada peneliti yang menciptakan alat pengukur baru yang berbeda dengan skala Mehrabian tetapi sama tujuannya. Alat pengukur yang baru tersebut kemudian di coba pada sekelompok responden yang juga diminta mengisi skala pengukuran Mehrabian yang sudah valid.
Bila alat pengukuran baru tersebut memberikan hasil yang relatif sama dengan hasil pengukuran dengan alat ukur Mehrabian, dapatlah dikatakan bahwa alat ukur yang baru tersebut sudah memiliki validitas yang memadai. Untuk mengetahui apakah kedua alat ukur tersebut memiliki hasil yang sama, maka hasil pengukuran dengan kedua alat tersebut harus dikorelasikan jika korelasi yang dihasilkan tinggi dan signifikan berarti alat yang baru tersebut memiliki validitas yang memadai.
Cara Menguji Validitas
Setelah kita mengetahui beberapa bentuk dan definisi dari validitas di atas, berikut ini akan disampaikan cara menguji validitas alat ukur.
Langkah pertama : Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur. Pada tahap ini disusun butir-butir pertanyaan dalam kuisioner atau angket yang menjabarkan operasional konsep yang akan diukur dari responden.
Langkah kedua : Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden. Sangat disarankan agar jumlah responden untuk di uji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini maka distribusi skor akan lebih mendekati kurva normal.
Langkah ketiga : Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
Langkah keempat : Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment Pearson. Secara statistik, angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi r. Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut memiliki korelasi yang signifikan, hal ini berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut memiliki validitas konstruk (konsistensi internal).
Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dapat dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliable. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menhitung indeks reliabilitas, yakni teknik pengukuran ulang, teknik belah dua dan teknik paralel.
- Teknik pengukuran ulang
Untuk mengetahui reliabilitas suatu alat ukur dengan pengukuran ulang, kita harus meminta responden yang sama agar menjawab semua pertanyaan dalam alat pengukuran sebanyak dua kali. Selang waktu antara pengukuran pertama dengan pengukuran kedua sebaiknya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Selang waktu antara 15 s.d 30 hari pada umumnya dianggap memenuhi persyaratan. Untuk menghitung reliabilitas yaitu dengan cara mengkorelasikan jawaban pada hasil pengukuran pertama dengan pengukuran ulangan. Bila terdapat korelasi yang signifikan antara pengukuran pertama dengan pengukuran ulangan, maka jawaban tersebut tergolong reliabel.
- Teknik belah dua
Bila kita ingin menggunakan teknik belah dua sebagai cara untuk menghitung alat ukur, maka alat ukur yang kita susun harus memiliki cukup banyak item yang mengukur aspek yang sama. Jumlah item sekitar 50 s.d 60 adalah jumlah yang cukup memadai. Makin besar jumlah item, reliabilitas yang diperoleh akan makin bertambah baik. Adapun langkah kerja yang perlu dilkukan sebagai berikut :
- Lakukan pilot survey (survey pendahuluan) kemudian dihitung validitas dari itemnya. Item-item yang valid dikumpulkan jadi satu, yang tidak valid dibuang.
- Membagi item yang valid menjadi 2 bagian. Untuk membelah alat ukur menjadi 2 bagian dilakukan dengan cara : (1) membagi item dengan cara random (acak) dan (2) membagi item berdasarkan nomor genap ganjil
- Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan.
- Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua dengan menggunakan teknik korelasi product moment Pearson.
- Karena angka korelasi yang diperoleh adalah angka korelasi dari alat ukur yang dibelah, maka angka korelasi yang diperoleh lebih rendah daripada angka korelasi yang diperoleh jika alat pengukuran tersebut tidak dibelah. Karena itu dicari angka reliabilitas untuk keseluruhan item tanpa dibelah.
Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan item ialah dengan mengkoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan rumus :
R total = 2 (R belahan) / (1 + R belahan)
Cara perhitungan di atas merumakan perhitungan reliabilitas dengan cara Spearman-Brown, ada beberapa teknik lain seperti rumus Flanaga, rumus Rulon, rumus KR-20, rumus KR-21, rumus Hoyt dan rumus Alpha Cronbach, penggunaan teknik-teknik tersebut disesuaikan dengn kebutuhan alat ukur dan bentuk data yang dihasilkan oleh alat ukur.
- Teknik paralel
Teknik ini dinamakan juga equivalent form atau alternatif form. Pada teknik ini, perhitungan reliabilitas dilakukan dengan membuat dua jenis alat ukur yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat pengukur tersebut diberikan kepada responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk masing-masing jenis.
Untuk menghitung reliabilitas, perlu mengkorelasikan skor total dari kedua jenis alat ukur tersebut. Angka korelasi yang diperoleh adalah indeks reliabilitas alat pengukur yang telah disusun.
Secara luas istilah atau konsepsi validitas dan reliabilitas diterapkan dalam hampir semua instrument penelitian, hanya penerapan perhitungan saja yang mungkin membedakan tergantung tipe penelitian yang dilakukan. Untuk konsepsi yang telah dibahas pada pemaparan di atas, lebih banyak digunakan dalam tipe penelitian survey, lebih spesifik dengan menggunakan kuesioner dengan opsi jawaban pertanyaan bersifat tertutup dan umum digunakan skala likert dengan output data bersifat ordinal. SEMANGAT MENELITI!!!
———————————————————————————————————————————————————-
- Jika rekan peneliti memerlukan bantuan Survey Lapangan, Survey Online ataupun Olah Data dapat menghubungi mobilestatistik.com :
- WhatsApp : 0813 2170 9749
- Email : welcome@mobilestatistik.com
- Klik “Konsultasi Gratis” untuk mendapatkan informasi atau solusi terkait dengan pertanyaan-pertanyaan seputar metodologi penelitian.
- “1st Kirim Pertanyaan, Kami Jawab . . . InsyaAllah”
———————————————————————————————————————————————————-