Menjadi Pewawancara Yang Baik

Menjadi Pewawancara Yang Baik

Proses survey lapangan baik itu dengan cara penyebaran angket atau kuisioner maupun deep interview, membutuhkan kemampuan dan keahlian tertentu. Pentingnya proses ini guna menghasilkan data yang maksimal dari objek data yang ditargetkan. Perlu kiranya seorang pewawancara memahami secara teoritis seluk beluk wawancara agar dalam prakteknya tidak menjadi canggung ataupun meremehkan, yang akan berakibat pada data yang tidak optimal didapatkan dari seorang responden.

Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dan dipelajari oleh pewawancara adalah sebagai berikut :

Alat-alat yang perlu dibawa :

  1. Buku catatan saku (bagai pewawancara)
  2. Buku catatan ukuran sedang
  3. Pensil lebih dari satu (2 atau 3). Selalu gunakanlah pensil supaya dapat dihapus kalau salah.
  4. Karet penghapus
  5. Pengasah pensil
  6. Kuisioner ekstra, sebagai cadangan kalau rusak
  7. Stopmap plastik
  8. Hardboard untuk menulis, kalau dirasa perlu
  9. Surat pengantar atau surat keterangan diri
  10. Surat izin survei
  11. Daftar responden
  12. Peta

Kode etik bagi pewawancara :

  1. Jujur di dalam pengisian kuisioner
  2. Cermat
  3. Objektif dalam menyampaikan pertanyaan, netral, tidak mempengaruhi responden dalam menangkap maksud pertanyaan dan menjawabnya
  4. Jujur dalam mencatat jawaban
  5. Tulislah jawaban respoden selengkapnya, persis seperti yang diucapkannya
  6. Menaruh perhatian dan penuh pengertian terhadap responden
  7. Sanggup membuat responden tenang dan bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
  8. Hargai responden. Apapun tanggapan saudara tentang dia lupakanlah itu. Responden adalah sangat penting bagi kita

Persiapan wawancara :

  1. Pelajari dan kuasailah isi kuisioner
  2. Cobalah menerapkan kuisioner itu pada diri sendiri, untuk menguji apakah kita tahu benar maksud pertanyaan itu. Lalu cobakan pada orang lain (kawan) sebagai latihan
  3. Pikirkan jam berapa yang cocok untuk menemui responden, mengingat pekerjaan mereka
  4. Ulang-ulangilah membaca instruksi, juga selama wawancara

Sikap pewawancara :

  1. Tugas pewawancara adalah merekam informasi tanpa menghiraukan apakah keterangan itu baik, tidak baik, menjemukan ataupun menyenangkan bagi kita. Tidak menentang atau bereaksi terhadap jawaban responden baik dengan kata-kata ataupun dengan gerakan. Misal menyatakan tidak setuju, heran, merendahkan dan sebagainya. Hindarkan sugesti.
  2. Adil, tidak memihak. Sopan dan hormat kepada responden. Semua responden kita perlakukan sama baiknya, siapapun dia. Sikap tersebut memberikan perasaan aman bagi responden untuk menyatakan pendapatanya.
  3. Hindari ketegangan. Wawancarailah secara obrolan. Hindarilah kesan seolah-solah responden sedang diuji. Namun harus waspada, responden diusahakan untuk tidak bercerita kian kemari. Dengan sopan kita mengembalikan perhatian respoden kepada pertanyaan semula.
  4. Sikap ramah sangat penting. Bermuka cerah agar tidak malas. Kesan yang kita berikan akan berpengaruh kepada responden.

Taktik pada wawancara :

  1. Usahakan pada waktu wawancara hanya respoden yang hadir. Tidak ada anggota keluarga atau teman responden yang hadir. Pewawancara pun seyogyanya tidak membawa teman.
  2. Reaksi atau jawaban pertama terhadap suatu pertanyaan itulah pendapat responden yang sesungguhnya. Kalau responden berubah pendapat setelah pindah ke pertanyaan lain, jawaban atas pertanyaan tadi jangan lah dihapus.
  3. Jangan tergesa-gesa menuliskan jawaban “tidak tahu”. Sering responden menjawab “tidak tahu”, tetapi sebenarnya dia sedang berpikir, karena itu tunggulah sejenak. Disini pewawancara harus sabar
  4. Pada jawaban “Ya” atau “Tidak”, sering responden menambahkan keterangan “Ya, kalau …”, “Ya, tetapi tidak …”., dalam hal ini tulislah lengkap, meskipun ini untuk jawaban tertutup.
  5. Tulislah dengan lengkap semua komentar responden. Kata-kata yang diucapkan untuk melukiskan perasaannya adalah sangat penting.
  6. Jawaban responden harus dimengerti maksudnya sebelum dicatat. Kalau belum jelas tanyakan lagi. Jawaban harus khusus, jangan terlalu umum ataupun mempunyai dua arti. “saya suka karena itu baik”, “saya tidak suka” atau “karena menarik”
  7. Usahakanlah sambil menulis tetap berbicara. Berikanlah pertanyaan yang mengajak dia berpikir. Membiarkan responden menanti terlalu lama, dapat menimbulkan kebosanan
  8. Selesai wawancara, periksalah kuisioner dengan teliti, untuk menjaga agar tidak ada nomor-nomor yang terlampaui.

Selamat berpetualang dalam mewawancarai…. Art of social connection!

———————————————————————————————————————————————————-

  1. Jika rekan peneliti memerlukan bantuan Survey Lapangan, Survey Online ataupun Olah Data dapat menghubungi mobilestatistik.com di :
  1. Klik “Konsultasi Gratis” untuk mendapatkan informasi atau solusi terkait dengan pertanyaan-pertanyaan seputar metodologi penelitian.
  • “1st Kirim Pertanyaan, Kami Jawab . . . InsyaAllah”

———————————————————————————————————————————————————-

online survey BPKH RI | LISREL | SEM | Eviews | Analisis Faktor


survey lapangan kampung ketandan I path analisis | analisis jalur | LISREL

0 thoughts on “Menjadi Pewawancara Yang Baik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *