Berbicara tentang statistika mungkin kebanyakan kenal atau umum dikenal semisal statistik pertandingan dalam sepak bola atau lebih dikenal dengan naik turunnya harga rupiah ataupun saham di bursa… Kedua contoh tersebut tidaklah salah, keduanya merupakan bagian dari produk-produk statistik.
Kalau begitu apa itu statistika sebenarnya. Statistika sebenarnya adalah sebuah ilmu, ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data sehingga menciptakan suatu informasi yang bermanfaat secara umum dan dapat dipertanggung jawabkan.
Apakah statistika itu sulit?? pertanyaan ini sangatlah relatif jawabannya. Bagi sebagian besar orang mungkin mengatakan sangatlah sulit, karena terbayang-bayang pola matematis yang sangat rumit bin nge-jelimet. Tapi untuk sebagian orang lagi mungkin mengatakan mudah, karena menyukai akan hal detail dan terstruktur.
Kenapa sih harus statistika?? karena ini adalah sebuah ilmu maka tidak dapat dihindari bahwa keberadaanya melengkapi kesempurnaan ilmu-ilmu yang lainnya. Nah,, karena sifatnya melengkapi ilmu yang lainnya maka wajib bin kudu disertakan statistika dengan kekhasannya jika berkaitan dengan data dan informasi dari ilmu yang lainnya.
Bagaimana sebetulnya statistika itu bekerja?? nah disinilah kekhasan statistika yang tidak bisa dilakukan oleh ilmu yang lainnya makanya ilmu ini sifatnya pelengkap. Statistika bekerja dengan data, untuk memperoleh data diharuskan dilakukan observasi/pengamatan terhadap sesuatu sedangkan pengamatan itu sendiri dilakukan ketika ada sesuatu yang ingin dicari tahu atau dipastikan. Melalui proses itulah statistika ada.
Jika kita berpikir sistematis dan mendalam, statistika harus dimulai dengan adanya kerangka permasalahan atas sesuatu. Berbagai bidang ilmu memainkan peran akan hal ini semisal sesuatu itu terkait dengan kedokteran, ekonomi, manajemen, kejiwaan dan lain sebagainya. Setelah permasalahan terdefiniskan biasanya munculah apa yang biasa dikatakan banyak peneliti sebagai asumsi dasar atau hipotesis. Dari sinilah mulai statistika bekerja, dimulai dari proses survey atau eksperimen, pengambilan data hingga akhirnya pengolahan data guna menghasilkan informasi atau kesimpulan atas berbagai permasalahan yang diduga sebelumnnya.
Sudah tergambarkan sedikit-sedikit?? Menarik bukan kita bicara tentang STATISTIKA. Kita share beberapa benefit atau keuntungan penggunaan statistika dalam pengelolaan data. Pertama, struktur permasalahan dan penyelesaian suatu observasi/penelitian akan lebih rapi dan memudahkan penikmatnya. Kedua, penyajian data hasil observasi/penelitian akan lebih terstruktur, menarik dan lebih mudah untuk menjelaskan. Ketiga, karena statistika itu sebuah ilmu maka konklusi yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.
Nah.. itu beberapa diantara banyak sekali benefit penggunaan statistika atas suatu tatanan keilmuan secara umum. Lebih lanjut akan dibahas banyak praktikal terkait penggunaan ilmu statistik baik itu dalam dunia professional maupun dalam lingkup akademis pada artikel-artikel selanjutnya.
Pada artikel sebelumnya kita sudah lebih mengenal tentang Statistika dalam lingkup yang terbatas. Pada kesempatan kali ini kita akan sedikit membahas lebih lanjut terkait dengan prinsip Penelitian yang banyak kaitannya dengan pengguanaan statistika pada prosesnya.
Tentukan Tujuan dari Riset
Melakukan riset merupakan sebuah proses dalam menemukan jawaban. Jawaban seperti apa yang kita cari dalam riset tergantung tujuan yang ditetapkan pada awal melakukan proses riset itu sendri. Saking pentingnya menentukan tujuan tersebut tidak jarang para peneliti menghabiskan waktu yang cukup lama untuk memastikan suatu fenomena layak dan perlu untuk diteliti.
Tujuan dari penelitian sangat penting dan sangat menentukan dalam penentuan tipe analisis yang digunakan (deskriptif atau inferensi) serta penentuan metoda atau alat statistik yang tepat untuk digunakan. Jadi yang perlu diperhatikan dalam proses penelitian guna menghasilkan hasil riset yang menarik dan inovatif adalah tujuan atas pemecahan permasalahan yang baik dan tepat guna.
Pastikan Apa yang Diteliti itu Menarik
Apakah kriteria menarik dalam penelitian harus selalu ada? Memang tidak lah mutlak suatu fenomena yang menarik dapat membawa peneliti pada penggunaan statistik yang menarik juga, prinsip relative berlaku. Kadang kala hal-hal yang menarik dalam penyelesaian secara statistik hanya berupa deskriptif saja, sehingga penelitian hanya berupa eksplorasi. Tapi kadang kala hal yang sederhana mungkin membawa peneliti pada penggunaan statistik yang lebih beragam dan menantang.
Anyhow… memang hal menarik harus ditemukan terlebih dahulu agar motivasi untuk melakukan riset tumbuh dan berkelanjutan. Hal menarik berguna dalam menemukan tujuan yang menarik pula, dalam hal ini berlaku hukum simetris. Hal menarik bermanfaat dalam menciptakan kreasi yang menarik pula dalam hal pemanfaatan berbagai aspek statistik dalam menghasilkan hasil penelitian yang menarik pula. Jadi, hal menarik dalam penelitian harus dikelola dengan baik agar berbagai proses dalam penelitian, keberjalannya tetap menarik dan menghasilkan hasil yang menarik serta bermanfaat pula.
Tentukan Tingkat Kepercayaan Atas Hasil Riset
Sudah selayaknyalah apa yang dihasilkan dalam riset, si peneliti memiliki rasa percaya diri yang tinggi atas hasil risetnya. Meskipun dalam segala sesuatunya memang tidak ada yang sempurna, akan tetapi amat lah penting seorang peneliti memiliki kepecayaan diri yang baik dalam mempertanggung jawabkan hasil risetnya. Ini sangat diperlukan agar hasil riset yang dihasilkan dapat secara meyakinkan diaplikasikan oleh berbagai pihak dalam berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan pemanfaatan hasil riset.
Dalam statistik inferensi peneliti wajib memberikan taksiran level dari kepercayaan pada hasil risetnya. Ini berguna untuk memperkuat pembuktian dari asumsi awal atau hipotesis yang diajukan dalam risetnya. Dalam ilmu statistik level dari kepecayaan sering dinamakan alpha. Jika diartikan nilai alpha bermakna besar kekeliruan penelitian dimana menolak hipotesis atau asumsi dasar yang harusnya diterima. Jadi dalam hal ini semakin kecil alpha yang ditetapkan dalam riset mencirikan semakin presisi hasil riset yang diharapkan.
Temukan Jawaban dan Pengembangan Apa yang Bisa Didapatkan
Mencari jawaban dari proses riset adalah sesuatu yang kompleks. Selain procedural yang harus peneliti lewati setahap demi setahap, yang penting juga kesabaran peneliti yang harus mantap. Riset merupakan suatu proses yang tidak sebentar, tiap tahapan riset penuh dengan serpihan-serpihan jawaban atas tujuan yang telah ditetapkan diawal. Perlu ketelitian dari peneliti untuk melakukan pencatatan secara terstruktur dan teliti atas temuan-temuan ataupun kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses penelitian. Jawaban atas suatu riset boleh jadi memuaskan dan boleh jadi tidak memuaskan, ini lah yang harus dipersiapkan oleh peneliti.
Kadang kala, peneliti hanya bisa menerima jika hasil dari risetnya memuaskan dan tidak menerima jika hasil dari risetnya tidak sesuai dengan harapan. Padahal dalam riset kunci utama yang dicari adalah jawaban pembuktian apakah asumsi awal atau hipotesis yang diajukan pada kondisi real sesuai dengan apa yang peneliti sangkakan atau tidak, bukan tentang salah dan benar. Ketika hasil riset yang sesuai dengan sangkaan peneliti bisa dimaknai bahwa phenomena yang sedang diteliti benar adanya dikarenakan didukung oleh data realitas yang dikumpulkan selama proses penelitian dan asumsi peneliti terbukti.
Ketika hasil riset tidak sesuai dengan sangkaan peneliti bisa jadi ada 2 pemaknaan pertamabahwa phenomena yang sedang diteliti tidak benar adanya setelah pembuktian melalui data realitas yang dikumpulkan selama proses penelitian dan akhirnya asumsi peneliti tidak terbukti, kedua, boleh jadi phenomena yang sedang diteliti sebetulnya benar adanya akan tetapi selama proses penelitian terdapat kekeliruan-kekeliruan yang dilakukan sehingga data realitas yang didapat sebagai bahan untuk pembuktian juga menjadi keliru dan mendukung asumsi peneliti secara berkebalikan.
Oleh karenanya, penting untuk memiliki catatan yang terstruktur yang merekam setiap detail proses penelitian baik itu catatan yang berkaitan dengan data hasil penelitian maupun berbagai kesalahan prosedur yang dilakukan. Hal ini teramat berharga untuk dijadikan sebagai bahan penguat hasil penelitian dan sekaligus sebagai bahan koreksi apabila hasil penelitian yang dilakukan terdapat perbedaan hasil dengan konteks keumuman.
Selain itu, dengan proses perekaman yang baik boleh jadi peneliti menemukan inovasi dalam hal prosedur penelitian atau eksperimen yang dapat menjadikannya nilai tambah dari penelitian, boleh jadi inovasi tersebut terkait pemangkasan lama waktu penelitian atau efisiensi biaya penelitian atau eksperimen yang didapatkan ataupun terkait temuan-temuan produk hasil penelitian atau eksperimen yang baru, jadi mulailah untuk menjadi peneliti yang “perfect” dalam hal recording. Lebih lanjut, dengan adanya perekaman hasil penelitian yang baik memudahkan untuk dilakukannya pengembangan lebih lanjut dari penelitian tersebut, baik itu dari segi prosedur penelitian atau tujuan penelitian atau produk capaian penelitian ataupun hanya sekedar untuk mensempurnakan kesalahan yang terjadi selama penelitian sebelumnya. Jadi mulailah para peneliti untuk peduli pada catatan-catatan penelitiannya.
Pastikan Data Pendukung Riset Tersedia dan Mencukupi
Ilmu statistik pastilah berbicara tentang data. Data merupakan satuan terkecil yang diperoleh dari penelitian, yang jika diproses lebih lanjut dari data tersebut dapat menghasilkan suatu informasi terkait dengan penelitian. Salah satu fungsi dari proses penelitian adalah untuk memperoleh data real terkait dengan phenomena yang sedang diteliti. Data dalam penelitian menjadikannya penting untuk mengevaluasi atau membuktikan asumsi awal atau hipotesis yang telah ditetapkan di awal melalui serangkaian pengujian terhadap data yang diperoleh.
Selain ketersediaan data, data yang diperoleh dalam penelitiaan juga harus mencukupi. Dalam artian data yang didapatkan mewakili lokus yang dijadikan penelitian. Jika penelitian berkaitan dengan sampel dari suatu populasi maka sampel yang didapat dari populasi haruslah representative populasi baik dari ukuran sampel maupun karakteristiknya. Penting untuk diperhatikan bahwa kondisi sampel harus seidentik mungkin dengan karakteristik populasi untuk meningkatkan presisi hasil penelitian terhadap populasi tersebut. Begitu pun bagi penelitian lainnya yang melibatkan bagian dari keseluruhan objek/phenomena yang sedang diteliti.
Keberlanjutan Dalam Riset
Prinsip yang harus dipegang oleh peneliti dalam riset adalah tidak ada titik akhir kepuasan pada hasil riset. Kenapa demikian, karena pada prinsipnya perkembangan ilmu pengetahuan tidak ada titik waktu akhirnya, except the entire world end. Jadi, keberlanjutan dalam proses penelitian haruslah tetap disampaikan pada masyarakat akademisi maupun praktisi.
Dikarenakan prinsip keberlanjutan itulah, pada dasarnya konsepsi statistik dalam penelitian pun akan terus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan kondisi semesta yang terus berkembang. Jadi, statistik akan berkembang sebagai mana ilmu yang lainnya berkembang pula, semakin unik penemuan suatu phenomena maka akan semakin unik pula kemungkinan penggunaan statistik.
Sebagai suatu keumuman bahwa suatu pemecahan masalah membutuhkan skema yang runut, selain untuk memudahkan pembaca juga memudahkan peneliti dalam melewati suatu proses penelitan. Pada bahasan sebelumnya sedikit banyak telah dibahas terkait dengan ancang-ancang dalam melakukan penelitian. Nah, setelah penelitian dilakukan dan diperoleh data penelitian, ada baiknya merunut penyelesaian statistic secara sistematik. Berikut cara sederhana menggunakan sistematika statistika untuk mendapatkan gambaran sederhana dari hasil penelitian yang dilakukan.
Tuliskan Hipotesis
Hipotesis atau asumsi dasar merupakan sintesa peneliti dalam mengambil kesimpulan awal atas fenomena yang sedang diamati. Hipotesis biasanya sudah ditentukan oleh peneliti pada awal penelitian ketika merumuskan masalah. Umumnya hipotesis terdapat 2 bagian yaitu hipotesis 0 (nol) dan hipotesis 1 (satu). Hipotesis 0 (nol) merupakan merupakan jawaban sementara dari penelitian yang umumnya bersifat netral dalam artian dari fenomena yang diteliti akan terjadi sesuai keumuman atau tidak bertolak belakang dengan konteks kondisi keumuman. Sedangkan hipotesis 1 (satu) merupakan jawaban sementara dari penelitian yang umumnya bersifat berkebalikan dalam artian dari fenomena yang diteliti akan terjadi berkebalikan dengan konteks keumuman.
Sebagai contoh apabila kita berbicara terkait dengan menguji perbedaan atau hubungan ataupun pengaruh atas suatu fenomena, hipoteis 0 (nol) biasa distatementkan bahwa “tidak terdapat perbedaan atau tidak terdapat hubungan atau tidak terdapat pengaruh” dari konteks keumuman fenomena yang sedang terjadi yang diteliti oleh peneliti. Sedangkan hipotesis 1 (satu) biasa distatementkan bahwa “terdapat perbedaan atau terdapat hubungan atau terdapat pengaruh” dari konteks keumuman fenomena yang sedang terjadi yang diteliti oleh peneliti.
Jika kita buat notasi pada konteks pengujian rata-rata sebagai misal maka rumusan hipotesis 0 (nol) dan hipotesis 1 (satu) akan menjadi :
H0 : μ = 0, diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata diantara satu atau lebih rata-rata dari kelompok data yang diteliti (fenomena sesuai dengan konteks keumuman)
H1 : μ ≠ 0, diartikan bahwa terdapat perbedaan rata-rata diantara satu atau lebih rata-rata dari kelompok data yang diteliti (ada perbedaan fenomena yang tidak sejalan dengan konteks keumuman)
Derajat Kepercayaan
Penentuan derajat kepercayaan atas suatu penelitian sangat penting. Ini akan mengukur seberapa yakin peneliti atas hasil dari penelitiannya mengacu pada konteks hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Semakin tinggi derajat kepercayaan yang ditetapkan peneliti maka akan meningkatkan kepercayaan khalayak dalam menerima dan memaknai hasil dari penelitian yang dilakukan.
Dalam statistika untuk mengukur tingkat kepercayaan atas kesimpulan hasil penelitian biasanya dilakukan dengan penetapan nilai alpha atas suatu penelitian. Alpha atau sering disebut sebagai peluang kekeliruan penelitian, merupakan suatu ukuran peluang dimana menolak hipotesis yang seharusnya diterima. Penentuan nilai alpha relatif kepada ke_PEDE_an dari peneliti, sebagai panduan sederhana biasanya untuk penelitian medis digunakan nilai alpha dibawah 5% kenapa dikarenakan penelitian yang biasa dilakukan berkaitan dengan “nyawa atau kehidupan” sehingga semakin kecil nilai alpha yang ditetapkan akan memperkecil tingkat resiko dan meningkatkan tingkat presisi dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Sedangkan untuk penelitian sosial biasanya digunakan nilai alpha antara 5% s.d 10% kenapa dikarenakan dalam penelitian sosial relatif lebih longgar dan lebih tidak berresiko menyangkut “nyawa atau kehidupan” sehingga tingkat toleransi atas ukuran kegagalannya relatif dapat diperbesar. Meskipun demikian tetap pada prinsip bahwa semakin kecil alpha yang ditetapkan akan semakin menigkatkan presisi dari hasil penelitian.
Metode Statistik
Metode statistik atau alat statistik merupakan formula matematika yang digunakan untuk memproses data hasil penelitian untuk menghasilkan suatu ukuran nilai dari data penelitian yang merupakan hasil pendekatan dari suatu distribusi data. Maka dalam dunia statistik dan penelitian dikenal dengan adanya nilai t yang dihasilkan dari pendekatan distribusi student, nilai F yang dihasilkan dari pendekatan distribusi F, nilai chi-square yang dihasilkan dari pendekatan distribusi chi-square dan yang lainnya.
Akan tetapi dalam penggunaan secara praktis pada penelitian-penelitan biasanya diidentifikasi langsung dari statement masalah yang dituliskan. Sebagai misal jika stetment masalah yang dinyatakan mencari perbedaan, kemungkinan pendekatan adalah dengan nilai t untuk 2 kelompok data atau nilai F untuk lebih dari 2 kelompok data pada rumpun statistik kategori parametrik. Atau jika statement masalah dinyatakan mencari hubungan atau pengaruh, kemungkinan pendekatan dengan menggunakan nilai t dan nilai F pada pengujian signifikansi dari alat statistik korelasi dan regresi, dan sebagainya.
Kriteria Uji
Setelah kita memahami penggunaan metode statistik dan menghasilkan nilai statistik dari metode atau alat statistik yang digunakan baik itu berupa nilai t, F atau yang lainnya, tahapan selanjutnya ada memastikan apakah nilai yang diperoleh tersebut mendukung untuk menerima atau menolak hipotesis yang dinyatakan bedasarkan batasan-batasan yang menjadi panduan.
Secara sederhana, kriteria uji adalah berupa rentang atau interval toleransi nilai statistik yang dihasilkan dari data penelitian apakah masuk pada nilai peluang gagal yang telah ditetapkan (definisi nilai alpha). Biasanya dipakai 2 pendekatan untuk mendefinisikan kriteria uji dari nilai statistik yang dihasilkan. Pertama, membandingkan nilai statistik yang dihasilkan melalui pendekatan distribusi data penelitian yaitu nilai t, F atau yang lainnya yang dihasilkan melalui perhitungan dengan nilai t, F atau yang lainnya yang telah ditentukan berdasarkan besaran nilai kekeliruan (nilai alpha) yang ditetapkan. Kedua, membandingkan nilai peluang kekeliruan yang dihasilkan dari perhitungan pada data penelitian (mengkonversikan nilai t, F atau yang lainnya menjadi nilai peluang), langsung dengan batas nilai kekeliruan yang telah ditetapkan (nilai alpha).
Jika sudah dipahami penjelasan sebelumnya, sebagai panduan umum bahwa untuk menolak H0 , maka nilai statistik t, F atau yang lainnya harus lebih besar dari nilai statistik t, F atau yang lainnya yang diperoleh dengan alpha yang telah ditentukan. Jika nilainya lebih kecil maka hasil penelitian tersebut dikatakan menerima H0. Atau cara yang kedua, menolak H0 jika nilai peluang yang dihasilkan dari data penelitian lebih kecil dari nilai kekeliruan (nilai alpha) yang telah ditetapkan.
Kesimpulan
Untuk membuat kesimpulan relatif lebih mudah ketika kita memahami konsep Hipotesis dan Kriteria Uji. Inti dari kesimpulan adalah beruapa uraian dalam rangka menjawab statemen permasalahan dan sekaligus menjawab hipotesis yang tetapkan. Pastikan kesimpulan yang dinyatakan sinkron antara statement masalah dengan hipotesis yang diajukan. Uniknya ketika kita membuat kesimpulan berdasarkan Hipotesis dan adanya Alpha yang ditetapkan, kedua komponen tersebut dapat saling menguatkan pada penjabaran kesimpulan dan dapat terukur seberapa yakin peneliti pada hasil penelitiannya sehingga dapat memudahkan kepada khalayak dalam mempercayai sebuah hasil dari penelitian dan ini merupakan poin penting dalam memotivasi para peneliti untuk melakukan lebih banyak lagi penelitian yang bermanfaat dan aplikatif.